Pertama kali melihatmu, dirimu membuatku sadar bahwa semua
rasa sakit yang selama ini kurasakan dapat berakhir. Dan memang benar, kamulah
orang yang mampu membuatku mengerti bagaimana melupakan masa lalu yang begitu
kelam. Kamu menggantinya dengan tawa dan canda yang tak terhitung. Aku
berterima kasih.
Berbulan-bulan aku mengunci hatiku. Karena aku tau percuma
aku membukanya jika yang masuk hanya sekedar bersinggah bukan menetap. Aku
pernah merasakan sakit yang teramat dalam ketika mencintai orang yang mengaku
mencintaiku juga. Tapi setelah menginjak 9 bulan, kebohongannya terungkap.
Dan…dia pergi begitu saja. Sejak saat itu aku memaksakan diriku untuk terbiasa
sendiri.
Aku yang biasanya berjalan berdampingan kini harus melangkah
seorang diri. Aku yang biasa melihat bintang dan bulan bersamanya kini harus
menikmatinya sendiri. Aku yang biasa digenggam erat kini harus terbiasa dengan
kehampaan yang kurasakan. Semuanya begitu berat aku jalani sendiri. Hingga aku
bertemu denganmu semua begitu ringan. Beban yang aku rasakan tidak lagi
memenuhi pikiranku.
Kamu tau? Bagaimana sakitnya jadi aku? Bayangkan pernah
patah hati karena dikhianati, saat ada orang baru yang datang dan aku sudah
membuka hatiku lebar-lebar. Tapi, tiba-tiba semuanya hanya sesaat. Seperti di
ajak untuk menaiki tebing yang tinggi. Saat sudah di puncaknya aku sengaja di
dorong dan dijatuhkan begitu saja. Dan sejak saat itu mungkin aku akan
mendengarkan 1000 lagu patah hati. Bahkan lebih?
Aku ingat saat aku mulai menyimpan perasaan itu padahal aku
belum pernah bertemu langsung denganmu, aku belum pernah berbicara padamu, dan aku
pun belum pernah menatap matamu. Aneh? Iya. Tapi aku yakin ini bukan perasaan
sesaat. Aku bukan orang yang mudah melupakan. Percayalah, aku adalah pengingat
terbaik. Saat itu kamu tidak sendiri, kamu memiliki kekasih. Bodohnya aku tidak
peduli tentang hal itu dan yakin bahwa perasaanku ini takkan sia-sia seakan
kamu juga menyimpan perasaan yang sama padahal kamu tidak mengenali ku sama
sekali. Bagaimana bisa? Aku pun tidak tau sampai detik ini. Jujur saja, aku
tidak pernah seyakin ini saat menyukai seseorang. With you, it’s different.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar