Sabtu, 30 Mei 2015

Pain

Apa ada hal yang lebih menyakitkan dari perasaan sakit yang lalu tiba-tiba mengetuk hatimu dan mengingatkanmu dari setiap detik siksaan rasa sakit itu? Yang membuatmu takut untuk membuka mata dan membuka hatimu. Yang membuatmu takut seakan-akan kamu akan mengalami hal yang sama dan akan kehilangan orang yang benar-benar kamu cintai saat ini? - CQ

Jumat, 01 Mei 2015

They Don't Know The Real 'Me'



Tak ada yang tau bagaimana aku yang sebenarnya. Mereka hanya melihat sisi luarku saja, bukan yang sebenarnya ada di hatiku. Percayalah, tiap tawa yang aku lontarkan selalu ada kesedihan yang aku sembunyikan. Aku tidak ingin mereka tau, aku hanya ingin diriku saja yang merasakannya. Karena aku tau, walaupun mereka tau, mereka tidak akan bisa mengerti dengan apa yang aku rasakan. Dan semua percuma.
Terkadang aku merasa lelah dengan hidupku sendiri. Tidak hanya sekali aku diperlakukan seperti ini. sudah banyak hal yang aku alami. Seakan-akan hatiku sudah kebal dengan semua benturan yang ia lontarkan kepadaku. Sekeras apapun benturan itu rasa cintaku tidak ada yang terkikis ataupun berkurang sedikitpun. Walau aku tau bukan hanya aku yang ada dihatinya. Seandainya dia tau tentang ini, apa yang akan ia lakukan? Tetap mempertahankannya atau membuang perasaannya itu jauh-jauh demi aku.
Aku seperti orang tolol. Aku bersikap seperti tidak ada yang terjadi, padahal di dalam sana(di hatiku) seperti gemuruh yang tak henti-hentinya menggelegar. Meciptakan rasa sakit yang tiada tara disetiap detik aku bernafas. Membuatku menahan semua air mata yang sudah tidak sabar ingin menetes di pipiku.
Sebenarnya aku bukan orang yang ceria, semua itu palsu. Kalian akan tau bagaimana aku yang sebenarnya saat aku sedang menyendiri di sudut kamarku. Memeluk diriku sendiri sambil berkata semua akan baik-baik saja.

Kamis, 02 April 2015

I'm not me anymore


Bagaimana rasanya ketika tiba-tiba kamu dibenturkan dengan kenyataan yang membuyarkan semua kebahagiaan yang sedang kamu rasakan? Sakit? Jelas sakit sekali. Apalagi jika penyebabnya orang yang memang kamu curigai.

Ketika aku mengetahuinya, diriku bagaikan di hempas jauh. Membuat diriku terbentur keras. Hingga membuat kepingan hatiku semakin retak. Aku sudah tak mampu berkata-kata apa lagi.

Apakah dia sangat spesial untukmu? Hingga saat ini kamu masih saja menyimpannya di dalam hatimu yang sengaja kamu sembunyikan agar aku tidak bisa mengetahuinya. Aku sadar sekarang, bahwa aku belum memilikimu sepenuhnya. Bagaimana bisa hatimu masih menyimpan bayangnya sedangkan kamu mengakui bahwa hanya aku yang ada disana.

Aku berantakan, aku kembali ke diriku yang dulu. Diriku yang tidak percaya bahwa cinta itu ada. Cinta itu nyata. Cinta itu jujur. Dan cinta itu tidak menyakitkan!

Tolong jangan buat aku seperti dijadikan pilihan kedua. Jika memang kamu mencintainya, silahkan saja. Aku rela jika itu memang yang kamu inginkan. Aku rela jika kamu hanya bisa bahagia dengannya, bukan aku. Karena aku tau, aku bukan yang kamu inginkan.

Sabtu, 03 Januari 2015

With You, It's Different



Pertama kali melihatmu, dirimu membuatku sadar bahwa semua rasa sakit yang selama ini kurasakan dapat berakhir. Dan memang benar, kamulah orang yang mampu membuatku mengerti bagaimana melupakan masa lalu yang begitu kelam. Kamu menggantinya dengan tawa dan canda yang tak terhitung. Aku berterima kasih.
Berbulan-bulan aku mengunci hatiku. Karena aku tau percuma aku membukanya jika yang masuk hanya sekedar bersinggah bukan menetap. Aku pernah merasakan sakit yang teramat dalam ketika mencintai orang yang mengaku mencintaiku juga. Tapi setelah menginjak 9 bulan, kebohongannya terungkap. Dan…dia pergi begitu saja. Sejak saat itu aku memaksakan diriku untuk terbiasa sendiri.
Aku yang biasanya berjalan berdampingan kini harus melangkah seorang diri. Aku yang biasa melihat bintang dan bulan bersamanya kini harus menikmatinya sendiri. Aku yang biasa digenggam erat kini harus terbiasa dengan kehampaan yang kurasakan. Semuanya begitu berat aku jalani sendiri. Hingga aku bertemu denganmu semua begitu ringan. Beban yang aku rasakan tidak lagi memenuhi pikiranku.
Kamu tau? Bagaimana sakitnya jadi aku? Bayangkan pernah patah hati karena dikhianati, saat ada orang baru yang datang dan aku sudah membuka hatiku lebar-lebar. Tapi, tiba-tiba semuanya hanya sesaat. Seperti di ajak untuk menaiki tebing yang tinggi. Saat sudah di puncaknya aku sengaja di dorong dan dijatuhkan begitu saja. Dan sejak saat itu mungkin aku akan mendengarkan 1000 lagu patah hati. Bahkan lebih?
Aku ingat saat aku mulai menyimpan perasaan itu padahal aku belum pernah bertemu langsung denganmu, aku belum pernah berbicara padamu, dan aku pun belum pernah menatap matamu. Aneh? Iya. Tapi aku yakin ini bukan perasaan sesaat. Aku bukan orang yang mudah melupakan. Percayalah, aku adalah pengingat terbaik. Saat itu kamu tidak sendiri, kamu memiliki kekasih. Bodohnya aku tidak peduli tentang hal itu dan yakin bahwa perasaanku ini takkan sia-sia seakan kamu juga menyimpan perasaan yang sama padahal kamu tidak mengenali ku sama sekali. Bagaimana bisa? Aku pun tidak tau sampai detik ini. Jujur saja, aku tidak pernah seyakin ini saat menyukai seseorang. With you, it’s different.

Rabu, 09 Juli 2014

Kapan?



Kapan ya nama kamu bisa ada di status aku, terus nama aku ada di status kamu?
Kapan ya kita bisa jalan bareng terus gandengan tangan?
Kapan ya aku bisa ngucapin good morning, good night, atau I love you ke kamu?
Kapan ya kamu bisa sadar aku suka sama kamu dari dulu?
Kapan ya aku bisa meluk kamu, senderan di bahu kamu, terus foto bareng kamu?
Kapan ya kita bisa ketawaan bareng?
Kapan kamu bisa jadi cowok yang bisa ngebuktiin ke aku kalo semua cowo itu beda&ngilangin traumaku?
Kapan ya kamu manggil aku Dear/sayang?
Kapan yaaa…
Kapan yaaa……….
Pertanyaan : kapan?
Jawaban : entahlah.

Jumat, 19 April 2013

Aku rela meski....



Entah mulai kapan aku merasakan perubahan pada sikapmu. Dan dari situlah aku mulai bertanya-tanya. Adakah perhatian lain yang kau dapatkan disana?
Entah mulai kapan aku merasakan dirimu yang biasanya selalu memperhatikanku setiap waktu kini berubah seakan-akan menganggapku seperti patung yang tak berhias dan tak menarik untuk di lirik atau di lihat sedikitpun. Dan dari situlah aku mulai merasa mungkin kebosanan sudah menguasai hatimu sekarang.
Entah mulai kapan aku merasakan semua yang selalu kita lakukan seperti berbicara di telepon, saling memberi perhatian, saling memberi kabar walaupun sesibuk apapun. Seakan-akan memudar begitu saja. Dan dari situlah aku mulai menyadari bahwa dirimu yang dulu memang sudah benar-benar tidak disini. Kamu menghilang... dan aku kesulitan untuk mencarinya...
Angan-anganku sejak dulu mungkin sudah tak dapat lagi aku perjuangkan. Mana mungkin aku berjuang sendiri sedangkan kamu membiarkanku lalu pergi begitu saja...
Apakah aku harus membiasakan diriku tanpa perhatianmu? Haruskah aku menahan semua sesak dan sakit yang menembus dadaku demi mempertahankanmu dan mengutamakan kebebasanmu? Tak apa, aku rela. Aku rela  meski aku harus mencicipi rasa sakit itu demi mempertahankan semua. Aku rela asalkan kau berjanji tak memanfaatkan semua kesabaran yang aku beri. Aku rela meski semua dengan perlahan membunuhku. Kau tak perlu khawatir, perasaanku tak akan pernah terkikis...